Mengisahkan tentang Bob Sadino lelaki kelahiran Lampung 9 maret 1933. Ia merupakan seorang wirausahawan yang mengawali usahanya dari bawah, ia bukanlah berasal dari keluarga berada dan bukan berasal dari keluarga seorang wirausaha. Walau dulunya ia adalah mantan karyawan Unilever dan sopir taxi. Namun sekarang dia menjadi pemilik tunggal sebuah Supermarket (Kem Chicks).
Setelah 9 tahun ia merantau di Belanda, Amsterdam, dan Hamburg, Jerman, akhirnya ia rindu kampung halamannya di Lampung. Bob Sadino membawa pulang istrinya dan kehidupannya menjadi serba kekurangan saat berada di kampungnya. Padahal sebelumnya mereka hidup serba kecukupan dengan gaji yang cukup besar.
Di tanah air ia mempunyai tekad tidak lagi ingin jadi karyawan. Berbagai pekerjaan ia lakukan demi menghidupi keluarganya, ia juga pernah jadi kuli bangunan yang upah per harinya Rp 100.
Suatu ketika teman Bob memberi saran agar ia memelihara ayam untuk menghilangkan pikiran yang membebani hidupnya. Ia pun tertarik, dan memulai usaha berternak ayam. Dari situ ia medapat ilham bahwa ayam saja dapat berjuang untuk hidup kenapa manusia tidak.
Dalam setengah tahun ia telah memiliki pelanggan yang banyak. Selain itu Bob dan istrinya mahir berbahasa Inggris sehingga pelanggan mereka kebanyakan orang asing yang banyak yang bertempat tinggal di Kemang, Jakarta.
Sering sekali Bob dan istrinya ini dimaki para pelanggan bahkan pembantu orang asing pun. Mereka akhirnya menyadari kesalahannya dan meningkatkan mutu pelayanannya dan perubahan Bob berubah dari seorang feodal menjadi pelayan.
Lama kelamaan ia menjadi pemilik tunggal supermarket Kem Chicks, dan ia pun selalu menunjukkan penampilan yang sederhana, yaitu dengan memakai celana pendek dan kemeja yang berlengan pendek.
Kesuksesan itu diraihnya dan memulai mengembangkan agribisnis terutama pada tanaman holtikutura. Untuk membantu kelangsungan bisnisnya ia berkejasama dengan beberapa petani yang tersebar di beberapa daerah.
Dia yakin bahwa kegagalan demi kegagalan merupakan awal dari keberhasilan. Menurutnya uang bukanlah hal yang utama, yang terpenting komitmen,kemauan,menangkap peluang dan mencarinya.
Bob merupakan orang yang luwes, selalu bersedia mendengarkan keluhan dan saran para pelanggannya. Dengan cara itu ia meraih simpati dari pelanggannya.
Mulanya ia selalu menghadapi kegagalan dan menghilangkan depresi pada Bob, ia mendapat ayam sejumlah 50 ekor pemberian Sri Mulyono Herlambang, kenalannya.
Dari sinilah usahanya berkembang, mulai ia menjadi pemilik tunggal Kem Chiks lalu merambah menjadi pengusaha sayur yang bersimstem hidroponik. Lalu ada Kem Food , yaitu sebuah pabrik pengolah daging yang berada di Pulogadung dan usaha lain miliknya yang tersebar di beberapa daerah.
Perjalanan hidup yang dijalani Bob sadino tidaklah terus berjalan lancar, pasti rintangan yang berat pernah dihapinya juga. Namun demikian tekad dan semangat juangnya tak pernah padam hingga dia menjadi sukses seperti sekarang ini.
Setelah 9 tahun ia merantau di Belanda, Amsterdam, dan Hamburg, Jerman, akhirnya ia rindu kampung halamannya di Lampung. Bob Sadino membawa pulang istrinya dan kehidupannya menjadi serba kekurangan saat berada di kampungnya. Padahal sebelumnya mereka hidup serba kecukupan dengan gaji yang cukup besar.
Di tanah air ia mempunyai tekad tidak lagi ingin jadi karyawan. Berbagai pekerjaan ia lakukan demi menghidupi keluarganya, ia juga pernah jadi kuli bangunan yang upah per harinya Rp 100.
Suatu ketika teman Bob memberi saran agar ia memelihara ayam untuk menghilangkan pikiran yang membebani hidupnya. Ia pun tertarik, dan memulai usaha berternak ayam. Dari situ ia medapat ilham bahwa ayam saja dapat berjuang untuk hidup kenapa manusia tidak.
Dalam setengah tahun ia telah memiliki pelanggan yang banyak. Selain itu Bob dan istrinya mahir berbahasa Inggris sehingga pelanggan mereka kebanyakan orang asing yang banyak yang bertempat tinggal di Kemang, Jakarta.
Sering sekali Bob dan istrinya ini dimaki para pelanggan bahkan pembantu orang asing pun. Mereka akhirnya menyadari kesalahannya dan meningkatkan mutu pelayanannya dan perubahan Bob berubah dari seorang feodal menjadi pelayan.
Lama kelamaan ia menjadi pemilik tunggal supermarket Kem Chicks, dan ia pun selalu menunjukkan penampilan yang sederhana, yaitu dengan memakai celana pendek dan kemeja yang berlengan pendek.
Kesuksesan itu diraihnya dan memulai mengembangkan agribisnis terutama pada tanaman holtikutura. Untuk membantu kelangsungan bisnisnya ia berkejasama dengan beberapa petani yang tersebar di beberapa daerah.
Dia yakin bahwa kegagalan demi kegagalan merupakan awal dari keberhasilan. Menurutnya uang bukanlah hal yang utama, yang terpenting komitmen,kemauan,menangkap peluang dan mencarinya.
Bob merupakan orang yang luwes, selalu bersedia mendengarkan keluhan dan saran para pelanggannya. Dengan cara itu ia meraih simpati dari pelanggannya.
Mulanya ia selalu menghadapi kegagalan dan menghilangkan depresi pada Bob, ia mendapat ayam sejumlah 50 ekor pemberian Sri Mulyono Herlambang, kenalannya.
Dari sinilah usahanya berkembang, mulai ia menjadi pemilik tunggal Kem Chiks lalu merambah menjadi pengusaha sayur yang bersimstem hidroponik. Lalu ada Kem Food , yaitu sebuah pabrik pengolah daging yang berada di Pulogadung dan usaha lain miliknya yang tersebar di beberapa daerah.
Perjalanan hidup yang dijalani Bob sadino tidaklah terus berjalan lancar, pasti rintangan yang berat pernah dihapinya juga. Namun demikian tekad dan semangat juangnya tak pernah padam hingga dia menjadi sukses seperti sekarang ini.
0 Response to "Kisah Sukses Bob Sadino"
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan Komentar Sahabat2 sekalian
biar pedis yang penting sopan....!!!